JPYIDR trade ideas
JPYIDR 27th JUNE 2022Japan's economy has been sluggish, people have lost confidence and fear of uncertainty in the future. The high fiscal surplus that hoisted Japan's total assets to rank first since 1991, began to move the other way around. As an aging population begins to eat away at reserves, the Land of the Rising Sun must also depend on foreign creditors to finance fiscal deficits and cut debt that continues to spiral up. After a few years, Japan's debt became twice as large as gross domestic product. It is very difficult to continue with fiscal policy depending on the issuance of government bonds since the economic collapse in the early 1990s.
perspective of the Indonesian economy. President Joko Widodo and his cabinet members held a limited meeting with the topic of discussing the downstreaming of the digital economy.
After a limited meeting, the head of state together with the ministers agreed that the prospect of the digital economy has a bright future. Meanwhile, digital economy growth in the future is estimated to grow eight times, in which the e-commerce sector will play a role of around 34%. Even the deputy finance minister is optimistic that the Indonesian economy in the last 20 years has been extraordinary, our per capita income could increase more than 5 times in the next 20 years.
Rupiah Kembali Melemah Terhadap Yen Jepang Menuju JPYIDR 155.00Rupiah kembali melemah terhadap Yen Jepang menuju JPYIDR 155.00. Berdasarkan monetary trend analysis menggunakan bilateral currency band method, Rupiah masih akan tetap melemah terhadap Yen Jepang dalam jangka panjang dan dalam jangka menengah akan tetapi menguat dalam jangka pendek. Penguatan dalam jangka pendek sebagai akibat investor Yen melakukan investasi terhadap portfolio Rupiah dalam jangka pendek namun tidak bertahan untuk jangka menengah dan jangka panjang.
Melemahnya Rupiah dalam jangka menengah dan jangka panjang adalah sebagai akibat capital ouflow secara keseluruhan lebih besar dibandingkan dengan capital inflow sehingga pertumbuhan kekuatan keuangan dalam negeri akan tetap rendah dan mengakibatkan ketergantungan kekuatan keuangan luar negeri dalam jangka menengah dan panjang.
Rupiah akan hanya stabil dalam jangka menengah dan panjang jika Bank Indonesia mampu mengelola equilibrium supply dan demand dan akan menjadi menguat jika supply lebih besar (>) dari demand. Berdasarkan analisa perputaran keuangan (financial turnover) Indonesia dan sumber perputaran keuangan (source of funds) diketahui bahwa perputaran keuangan Indonesia untuk pembiayaan perputaran perekonomian (economic turnover) masih didominasi dari sumber luar negeri.
Besarnya capital inflow dalam bentuk pinjaman luar negeri dan besarnya capital inflow dalam bentuk portfolio investment tidak diimbangi dengan besarnya capital inflow dalam bentuk FDI sehingga secara keseluruhan terjadi kekurangan mata uang asing (supply) sementara capital outflow dari capital inflow dalam bentuk pinjaman luar negeri akan lebih besar sebagai akibat adanya kewajiban atas suku bunga demikian halnya capital outflow dari capital inflow dalam portfolio investment lebih besar sebagai akibat adanya profit taking. Besarnya capital outflow sebagai akibat dari besarnya capital inflow atas pinjaman luar negeri dan portfolio investment mengakibatkan supply mata uang asing akan selalu lebih rendah dibandingkan dengan demand sebagai akibat rendahnya capital inflow dalam bentuk FDI. Keadaan ini akan tetap berlangsung secara terus menerus sampai equilibrium supply and demand dapat dikelola, tetapi kelihatannya tidak mungkin.
Akibatnya, kekuatan keuangan dalam negeri akan tumbuh dengan rendah dan ketergantungan mata uang asing akan tetap berlangsung dan menekan Rupiah dalam jangka menengah dan jangka panjang. Konsekwensi dari keadaan moneter ini adalah pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tetap menurun dalam jangka menengah dan jangka panjang kendatipun menguat dalam jangka pendek yang hanya bersipat sementara. Sehingga siapapun yang akan memimkpin Indonesia dan sehebat apapun kabinetnya jika permasalahan moneter jangka panjang dan menengah ini tidak dapat diatasi maka sulit untuk berharap Indonesia akan maju atau tumbuh dan kalaupun terjadi hanya bersipat sementara. Solusi utama adalah penyelesaian permasalahan FDI dan ini hanya mungkin terjadi jika Indonesia kembali ke Pancasila dan kembali dalam program "Pembangunan Manusia" dan bukan "Pembangunan Agama" dengan menghapuskan dan mencabut seluruh konstitusi, undang-undang, peraturan-peraturan yang berdasarkan agama dan kepentingan agama.
JPYIDR UNDERWAY TO 130.00/132.00 FOR 15 % + 1 % BANDJPYIDR IS UNDERWAY TO RP. 130.00/132.00 PER JAPANESE YEN BY DEPRECIATING INDONESIAN RUPIAH FOR 16 %. THE CURRENT RATE ISS 123.00 FOR 7 % OR INDONESIAN RUPIAH ALREADY DEPRECIATED FOR 7 % AND BEING UNDERWAY FOR DEPRECIATION 16 %.
NO ACTION CAN BE UNDERTAKEN BY THE INDONESIAN CENTRAL BANK (BANK INDONESIA) DUE TO THE VERY LARGE MARKET FORCE AND THE USDJPY STILL UNDERWAY FOR 100.00. WHAT CAN BE DONE IS TO WAIT THE MEASURES TO BE UNDERTAKEN BY THE FED AND BOJ ON USDJPY AT 100.00.
THE PRIMARY CONCERN NOT THE TARGET ZONE, BUT THE ALIGNMENT AND CONTINUOUSLY REALIGNMENT OF THE MEDIUM TARGET ZONE TO UPWARD TO PUT THE INDONESIAN RUPIAH AT RISK IN LONG TERM BY LONG TERM CONSISTENT DEPRECIATION. ANY ADVISES AND ADVOCATES MADE BY THE IMF, WORLD BANK AND ADB WILL BE CONSIDERED AS "DICTATION" BY PROVOKING THE PUBLIC THAT THE THREE INSTITUTIONS ARE DICTATING. NOT EASY TO DELIVER ADVISES AND ADVOCATES AS PREVIOUSLY EXPERIENCED. JUST WATCH OUT.
JPY/IDR MENUJU 132.00 : BUY YEN SELL IDRJPY/IDR MENUJU 132.00 BUY YEN SELL IDR
Oleh Johanes L. Sitanggang
25/07/2017
Berdasarkan analisa long-term exchange rate target zone JPY/IDR membuktikan bahwa Rupiah akan tetap melemah terhadap Yen Jepang dimana JPY/IDR tetap bergerak keatas. Medium-term exchange rate target zone juga mengalami alignment dan realignment serta realignment berkelanjutan keatas yang membuktikan bahwa Rupiah akan tetap melemah terhadap Yen Jepang. Namun demikian tidak tertutup kemungkinan Rupiah menguat sesesaat (monthly/short term bands) sebelum kembali secara konsisten untuk melemah.
Selama tahun 2017 berjalan, Rupiah hanya melemah sebesar 4.39 % sampai 6.5 % (114.00 -120.00/122.50). Setelah sempat bergerak kebawah ke level 117.00 yang menjadi new lower medium-term band JPY/IDR kembali bergerak keatas menuju new upper medium-term band. JPY/IDR saat ini sedang bergerak menuju level 132.00 atau Rupiah akan melemah sebesar 6.5 %.
Laju melemahnya Rupiah terhadap Yen Jepang mengakibatkan para investor Yen menghentikan investasi terhadap Rupiah dan surat-surat berharga dalam mata uang Rupiah. Saat ini yield dari 10Y Indonesian Goverment Bond hanya sekitar 6.92 % dengan beban pelemahan Rupiah sebesar 6.50 % maka peluang keuntungan hanya sekitar 0.42 % dalam setahun. Sementara Rupiah konsisten melemah dalam jangka panjang sehingga yield 6.50 % menjadi negative atau merugi yang mengakibatkan investor Yen yang professional akan menghentikan investasi dalam Rupiah atau surat-surat berharga dalam Rupiah.
Berdasarkan analisa long-term GDP band membuktikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka panjang akan tetap melemah. Medium-term band juga membuktikan GDP band terjadi alignment dan realignment dan alignment berkelanjutan kebawah yang membuktikan bahwa perekonomian sedang tetap melemah. Melemahnya perekonomian juga dibuktikan dengan long-term dan medium-term inflation band.
Berdasarkan fakta nilai tukar dan perekonomian maka dapat dipastikan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Yen Jepang akan tetap melemah dalam jangka menengah dan jangka panjang kendatipun sesesaat menguat (monthy/short-term) sementara GDP akan tetap menurun dalam jangka panjang kendatipun sesesaat menguat.
Utang luar negeri Indonesia sudah mencapai lebih dari $ 300 milliar sementara utang dalam mata uang Yen Jepang diperkirakan 50 % atau sekitar $ 150 milliar. Dengan demikian beban depresiasi Rupiah sekitar $ 9,75 milliar berdasarkan laju melemahnya Rupiah terhadap Yen Jepang sebesar 6,5 % setahun. Beban tersebut menjadi tidak berarti jika penerimaan pemerintah dan para pengutang dalam mata uang Yen Jepang akan tetapi menjadi beban yang sangat berat jika penerimaan pemerintah dan atau pengutang tidak dalam mata uang Yen Jepang.
Akan tetapi dengan tidak adanya arus Yen Jepang yang mengalir dalam rangka investasi surat-surat berharga Rupiah sebagai akibat laju melemahnya Rupiah terhadap Yen Jepang maka akan tetap membebani secara keseluruhan. Transaksi mata uang asing di Indonesia sudah mencapai $ 5 milliar dalam sehari (berdasarkan laporan BI ke BIS/IMF) sehingga rendahnya arus mata uang asing yang mengalir ke Indonesia sebagai akibat melemahnya Rupiah secara terus-menerus akan dapat mengakibatkan “liquidity dry up” yang juga terjadi di negara-negara maju dan sebagaimana dialami Venezuela saat ini. Liquidity dry up telah mengakibatkan GDP Venezuela ambruk ke -18 % sementara inflasi terbang ke 740 %. Umumnya pemerintahan menjadi ambruk jika terjadi gejolak perekonomian yang tidah bisa diatasi sehingga harus diantisipasi sedini mungkin.
RUPIAH MELEMAH TERHADAP YEN JEPANG JANGKA PENDEK DAN PANJANGJPY/IDR LONG
RUPIAH MELEMAH TERHADAP YEN JEPANG JANGKA PENDEK DAN PANJANG
18/07/2017
Berdasarkan analisa long-term exchange rate target zone untuk JPY/IDR membenarkan bahwa JPY/IDR akan terus bergerak keatas sehingga Rupiah akan tetap melemah terhadap Yen Jepang dalam jangka panjang. Analisa medium-term exchange rate target zone juga membenarkan bahwa medium-term exchange rate target zone tetap mengalami alignment, re-alignment dan alignment berkelanjutan keatas dan membenarkan Rupiah akan tetap melemah terhadap Yen Jepang dalam jangka menengah.
Selama 5 tahun terakhir, Rupiah telah melemah terhadap Yen Jepang sebesar 30 % (95/131). Lebar medium-term exchange rate target zone sebelumnya sekitar 24 % (101/131) atau jauh lebih lebar dibandingkan dengan ketentuan monetarists yang menetapkan 15 % untuk menjaga stabilitas perekonomian dan keuangan. Setelah melemah mencapai 131 Rupiah kembali menguat menuju central band/central parity akan tetapi tertahan dan terjadi alignment kembali keatas pada 113. Berdasarkan analisa target zone diatas maka Rupiah akan melemah terhadap Yen Jepang dalam jangka pendek menuju 143 (JPY/IDR 143) dengan menembus posisi tertinggi sebelumnya 131.
Berdasarkan analisa alignment, realignment and continuously realignment yang sudah terjadi maka Rupiah bisa melemah sebesar 24 % per tahun (terkecuali ada sterilisasi dilakukan Bank Indonesia dan Bank sentral Jepang).
Tantangan Dalam Perekonomian dan Keuangan:
Dari sekitar $ 300,00 milliar utang luar negeri Indonesia hampir lebih dari 50 % dalam mata uang Yen Jepang sehingga jika terjadi pelemahan Rupiah sebesar 24 % setiap tahun maka beban pelemahan tersebut sekitar $ 36,00 milliar Dollar AS (24 % x (50 % x $ 300,00 milliar)). Sementara pertumbuhan perekonomian Indonesia hanya sekitar 5 % setahun sehingga dari sekitar $ 932,00 milliar menjadi $ 46,60 milliar.
Tantangan Dalam Arus Investasi Jepang ke Indonesia:
Dengan proyeksi melemahnya Rupiah terhadap Yen Jepang sekitar 24 % per tahun maka akan menghentikan minat investor Jepang untuk masuk ke Indonesia dalam jangka pendek, menengah dan panjang, terkecuali pembenahan yang ada. Hal ini disebabkan proyeksi perolehan keuntungan investasi di Indonesia belum tentu cukup memikul beban depresiasi Rupiah.
Dari sekitar $ 300,00 trilliun global funds, hampir sekitar $ 35,00 trilliun dikelola dalam mata uang Yen Jepang dan para pengelola investasi tidak akan mengambil resiko Indonesia kendatipun Perdana Menteri Jepang sampai berdarah-darah giginya meyakinkan para investor Jepang karena beban resiko Indonesia yang cukup besar. Dengan demikian jangan heran jika baru-baru ini beberapa perusahaan Jepang menutup usahanya di Indonesia dan ini diakibatkan perolehan keuntungan mereka dalam Yen Jepang setelah melakukan konversi dari Rupiah ke Yen Jepang masih merugi sehingga usahanya ditutup.
Tantangan Dalam Investasi Jepang Terhadap Surat-Surat Berharga Rupiah:
Para investor Jepang dengan mata uang Yen Jepang tidak mungkin membeli surat-surat berharga Indonesia dalam mata uang Rupiah sebagai akibat melemahnya Rupiah. Jepang mungkin akan berani membeli jika nilai Rupiah didiskonto lebih besar dari 24 % setiap tahun sementara para penerbit surat utang tidak mungkin memberikan diskonto sebesar beban depresiasi tersebut.
Tantangan Dalam Proyeksi Perekonomian Indonesia Dalam Jangka Panjang:
Melemahnya Rupiah terhadap Yen Jepang dalam jangka menengah dan panjang, tidak adanya arus investasi Jepang dalam jangka menengah dan panjang dan tidak adanya aliran dana Yen Jepang terhadap surat-surat berharga Rupiah secara keseluruhan akan menekan perekonomian dalam jangka menengah dan panjang. Dengan demikian seluruh proyeksi perekonomian pemerintah bisa berantakan dalam jangka menengah dan panjang. (fakta perekonomian disajikan terpisah).
Tantangan Terhadap IMF, Bank Dunia dan Bank Pembangunan Asia dan Tantangan Terhadap Negara-Negara Maju Yang Mayoritas Kristen dan Katolik Termasuk Tantangan Terhadap Cina disajikan seca